Senin, 29 Maret 2010

PROSES SOSIOLOGI DAN INTERAKSI SOSIOLOGI

PROSES SOSIOLOGI DAN INTERAKSI SOSIOLOGI

I. Pengertian Proses Sosial

Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok-kelompok saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau dengan perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama.

II. Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.

Contoh interaksi sosial :

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula didalam masyarakat. Interksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi perbenturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Misalnya, dikalangan banyak suku bangsa di Indonesia berlaku suatu tradisi yang telah melembaga didalam diri masyarakat bahwa dalam perkawinan, pihak laki-laki diharuskan memberikan mas kawin pada pihak wanita, yang sering kali jumlahnya besar sekali. Dasar adanya mas kawin tersebut antara lain berasal dari alam pikiran bahwa berpisahnya wanita dari keluarganya (karena dibawa oleh suaminya), maka timbul ketidak seimbangan magis dalam keluarga si wanita tersebut. Keseimbangan akan dicapai kembali apabila syarat-syarat mas kawin tadi dipenuhi. Beratnya syarat-syarat yang harus dipenuhoi oleh pihak laki-laki sering kali menyebabkan terjadinya kawin lari, yang dalam hal ini disetujui oleh calon istri. Biasanya persoalan kawin lari tersebut diselesaikan oleh seluruh masyarakat, karena menyangkut kepentingan umum dan tata tertib seluruh masyarakat.

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang member suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang ,erasa tertarik kepada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu : adanya kontak sosial (social-contact) dan adanya komunikasi.

Interaksi sosial sangat berguna untuk menelaah dan mempelajari banyak masalah di dalam masyarakat. Senagai contoh di Indonesia, dapat dibahas bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara pelbagai suku bangsa, antara golongan-golongan yang disebut mayoritas dan minoritas, dan antara golongan terpelajar dengan golongan agama dan seterusnya. Interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama.

III. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa :

a. Kerjasama (coorperation)

Kerjasama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

Ada lima bentuk kerjasama, yaitu sebagai berikut :

a) Kerukunan yang mencangkup gotong-royong dan tolong-menolong

b) Bargaining, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.

c) Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

d) Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif.

b. Persaingan (competition)

Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang ada pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan kekerasan atau ancaman. Persaingan ada dua tipe, yaitu yang bersifat pribadi dan yang tidak bersifat pribadi.

Bentuk-bentuk persaingan adalah

a) Pesaingan ekonomi

b) Persaingan kebudayaan

c) Persaingan untuk mencapai suatu kedudukan atau peranan tertentu dalam masyarakat

d) Persaingan karena perbedaan ras.

Fungsi-fungsi persaingan adalah

a) Untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif

b) Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang ada pada suatu masa menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik-baiknya

c) Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial

d) Sebagai alat untuk menyaring warga golongan-golongan karya untuk mengadakan pembagian kerja.

Hasil suatu persaingan adalah

a) Perubahan kepribadian seseorang

b) Kemajuan

c) Solidaritas

d) Disorganisasi.

c. Pertentangan atau pertikaian (conflict)

Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.

Sebab atau akar-akar pertentangan adalah

a) Perbedaan individu-individu

b) Perbedaan kebudayaan

c) Perbedaan kepentingan

d) Perubahan sosial

Pertentangan-pertentangan yang mennyangkut suatu tujuan, nilai atau kepentingan bersifat positif, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial di dalam struktur sosial tertentu. Masyarakat biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk menyalurkan benih-benih permusuhan, alat tersebut dalam ilmu sosiologi dinamakan safety-valve institutions yang menyediakan objek-objek tertentu ynag dapat mengalihkan perhatian pihak-pihak yang bertikai ke arah lain.

Bentuk-bentuk pertentangan adalah

a) Pertentangan pribadi

b) Pertentangan rasial

c) Pertentangan antara kelas-kelas sosial, umumnya disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan

d) Pertentangan politik

e) Pertentangan yang bersifat internasional.

Akibat-akibat dari bentuk-bentuk pertentangan antara lain :

a) Tambahnya solidaritas “in-group”, atau

b) Mungkin yang sebaiknya terjadi, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok

c) Perubahan kepribadian

d) Akomodasi, dominasi, dan takluknya satu pihak tertentu.

d. Akomodasi (accomodation)

Menurut Gillin dan Gillin akomodasi adalah suatu pengertian yang dpergunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi (adaptation) yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses di mana makhluk-makhluk hidup menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya.

Tujuan akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu:

a) Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi disini bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara kedua pendapat tersebut, agar menghasilkan suatu pola yang baru.

b) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.

c) Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.

d) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti luas.

DAFTAR PUSTAKA

Sukanto, S. Pengantar Sosoilogi (edisi terbaru). Jakarta: Rajawali Press, 1982.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar