KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL
I. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Yang Hidup Berkelompok
Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau "homo sapiens", sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang sistem kehidupan. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan bagian dari sistem sosial masyarakat secara berkelompok membentuk budaya.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia disebut juga social animal (=hewan sosial). Karena sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu :
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat)
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
II. Macam-Macam Kelompok Sosial
Macam-macam kelompok sosial dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar yaitu
a. Berdasarkan kesatuan-kesatuan wilayah
Kelompok sosial berdasarkan kesatuan wilayah mempunyai kriteria utama bahkan masing-masing mempunyai kepentingan yang sama dan bertempat tinggal pada suatu wilayah tertentu. Kelompok sosial yang bersifat umurn adalah masyarakat dan yang bersifat khusus adalah suku, bangsa, daerah, kota, desa, rukun tetangga.
b. kesatuan-kesatuan berdasarkan kepentingan sama tanpa organisasi yang tetap
Kelompok-kelompok sosial berdasarkan atas kepentingan yang sama, tetapi tanpa organisasi yang tetap. Kriteria utarna (1) adalah adanya sikap yang sama di antara anggota-anggota kelompok dan (2) organisasi sosial tidak tetap. Kelompok sosial ini dibedakan menjadi tiga tipe yaitu:
a) Kelas dengan tipe yang bersifat khusus yaitu kasta, elite, kelas dasar persaingan, kelas atas dasar kerja sarna. Di samping mempunyai kriteria utama tersebut di atas mempunyai kriteria tambahan yaitu (1) adanya kernampuan untuk pindah dari satu kelompok ke kelompok lain dan (2) ada perbedaan dalam kedudukan prestise, kesempatan dan tingkat ekonomi.
b) Kelompok etnis dan ras dengan tipe khusus kelompok-kelompok atas dasar perbedaan warna kulit, kelompok-kelompok emigran dan kelompok nasional. Kriteria tambahan untuk type khusus ini adalah daerah asal kelompok, golongan, luas wilayah tempat tinggal dan ciri-ciri badaniah seperti rambut, kulit, mata dan seagamanya.
c) Kelompok sosial kerumusan dengan tipe khusus kerurnusan dengan kepentingan yang sarna dan kepentingan urn urn. Kriteria tambahan khusus adalah kepentingan-kepentingan dari para anggota bersifat sernentara dan sifat kelompoknya juga sementara.
c. Kesatuan-kesatuan atas dasar kepentingan yang sama dengan organisasi yang tetap Kelompok-kelompok sosial berdasarkan kesatuan-kesatuan atas dasar kepentingan yang sama dengan organisasi yang tetap. Kelompok sosial ini disebut juga kelpmpok sosial asosiasi (association). Kriteria utama kelompok sosial asosiasi adalah adanya kepentingan-kepentingan terbatas dari kelompok sosial ini dan organisasi sosialnya tertentu.
Kelompok sosial asosiasi ini dibagi dua kelompok asosiasi yang besar dan kelompok asosiasi yang kecil. Kelompok pertama sebagai kelompok sosial asosiasi besar mempunyai kriteria tambahan sebagai berikut
a) jumlah anggota secara relatif terbatas,
b) mempunyai organisasi formal,
c) mempunyai hubungan-hubungan penting yang tidak pribadi,
d) ada jenis kepentingan yang dikejar.
Tipe khusus dari kelompok sosial asosiasi ini adalah negara, gereja, perkumpulan atas dasar ekonomi, persatuan buruh dan sebagainya.
Kedua kelompok sosial asosiasi yang kecil dalam tipe umum kelompok utama atau (primary group) . Kelompok sosial ini mempunyai ciri khusus, yaitu :
a) jumlah anggotanya terbatas,
b) organisasi formal,
c) menganggap penting hubungan-hubungan yang tidak pribadi,
d) ada jenis kepentingan yang dikejar.
Tipe-tipe khusus kelompok sosial ini adalah keluarga, kelompok bermain, klik, (clique), club (perkumpulan pemuda) dan sebagainya.
III. Kelompok-Kelompok Sosial Yang Tidak Teratur
Bermacam-macam kelompok sosial yang tidak teratur, dapat dimasukkan ke dalam dua golongan besar yaitu :
a. Kerumunan (crowd)
Adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat, pada waktu yang bersamaan.
Bentuk-bentuk kerumunan, yaitu sebagai berikut :
a) Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
1) Formal audiences (pendengar yang formal)
Kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif. Contoh : penonton film, orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan.
2) Planned expenssive group (kelompok ekspensif yang telah direncanakan)
Kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya. Contoh : orang yang berpesta, berdansa, dan sebagainya.
b) Kerumunan bersifat sementara
1) Inconvenient aggregations (kumpulan yang kurang menyenangkan)
Contoh : orang-orang yang antri karcis, orang-orang yang menunggu bis, dsb. Dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan terhadap tercapainya maksud seseorang.
2) Panic crowds (kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik)
Orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
3) Spectator crowds (kerumunan penonton)
Terjadi karena ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak penonton, tetapi bedanya adalah bahwa kerumunan penonton tidak direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada umumnya tak terkendalikan.
c) Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hokum (lawless crowds)
1) Acting mobs (kerumunan yang bertindak emosional)
Bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang brlawanan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
2) Immoral crowds (kerumunan yang bersifat immoral)
Hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah kerumunan yang bersifat immoral bertentangan dengan norma-norma masyarakat. Contoh : orang-orang mabuk.
b. Publik
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti misalnya pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio, televisi, film, dsb. Setiap aksi publik diprakarsai oleh keinginan individual(mis.pemungutan suara dalam pemilihan umum), dan ternyata individu-individu dalam suatu publik masih mempunyai kesadaran akan kedudukan sosial yang sesungguhnya dan juga masih lebih mementingkan kepentingan-kepentingan pribadi daripada mereka yang tergabung dalam kerumunan. Dengan demikian, tingkah laku pribadi kelakuakn publik didasarkan pada tingkah laku atau perilaku individu.
IV. Masyarakat Desa Dan Masyarakat Kota
Community adalah masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (geografis) dengan batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota, dibandingkan dengan interaksi dengan penduduk di luar batas wilayahnya.
Empat criteria untuk klasifikasi masyarakat, yaitu :
a. Jumlah penduduk
b. Luas, kekayaan, dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
c. Fungsi-fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
d. Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.
Perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan
Masyarakat Pedesaan | Masyarakat Perkotaan |
Warga memiliki hubungan yang lebih erat | Jumlsh prnduduknya tidak tentu |
Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan | Bersifat indifidualistis |
Umumnya hidup dari pertanian | Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya dan lebih sulit mencari pekerjaan |
Golongan orang tua memegang peranan penting | Perubahan sosial terjadi secara tepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dengan golongan orang tua |
Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat informal | Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi |
Perhatian masyarakat lebih pada keperluan utama kehidupan | Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise |
Kehidupan keagamaan lebih kental | Kehidupan keagamaan lebih longgar |
Banyak berurbanisasi ke kota karena ada faktor yang menarik dari kota. | Banyak migran yang berasal dari daerah dn berakibat negatif di kota, yaitu pengangguran, naiknya kriminalitas, persoalan rumah dan lain-lain. |
DAFTAR PUSTAKA
Sukanto, S. Pengantar Sosiologi (edisi terbaru). Jakarta: Rajawali Press, 1982.
http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=158
diunduh pada tanggal 29-03-2010 pukul 15:47 wib
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_163.html
diunduh pada tanggal 29-03-2010 pukul 16:33 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar